Honda DBL Manado 2025: Benzar vs MIS, Final yang Terlalu Dini dan Pertarungan Dua Dinasti
News Airmadidi– Manado telah kembali disulut oleh gegap gempita Honda DBL. Lapangan berderit, kerumunan penonton bersorak, dan aroma persaingan sengit tercium di udara. Namun, di tengah euforia kejuaraan basket pelajar terbesar di Indonesia ini, ada satu laga yang menyedot seluruh perhatian: sebuah pertarungan yang seharusnya layak menjadi puncak acara, sebuah final yang terjadi terlalu cepat.
SMA Eben Haezar Manado (Benzar) melawan Manado Independent School (MIS). Bukan sekadar nama, kedua tim ini adalah dua pilar raksasa yang menopang sejarah basket putri Kota Manado. Duel mereka bukan lagi sekadar pertandingan; ini adalah babak baru dari saga rivalitas legendaris, sebuah cerita klasik yang akan kembali ditulis bukan di final, melainkan di babak Big Eight Honda DBL Manado 2025.
Dua Kerajaan yang Berbagi Tahta
Tidak berlebihan menyebut Honda DBL putri North Sulawesi sebagai “liga mereka”. Sejak lama, dua nama ini telah membagi dan memperebutkan mahkota.
Benzar adalah sang dinasti absolut. Tim berjuluk The Queens ini adalah pemegang rekor yang hampir tak tersentuh: 11 kali masuk final dan 10 gelar juara tercatat dalam catatan mereka. Mereka adalah standar emas, tim yang setiap musimnya datang dengan satu ambisi: juara. Gelar terakhir mereka persis didapat dengan mengalahkan MIS di final 2022.

Baca Juga: Tertib Administrasi, BKAD Minut Optimalkan Aplikasi ARIP
Di seberang ring, MIS, sang “Penantang Abadi”, tak kalah besarnya. Tim Red Warriors ini telah 9 kali melangkah ke final dan 5 kali naik ke puncak. Mereka adalah kekuatan yang konsisten, yang selalu hadir untuk menguji dan terkadang menjatuhkan sang raja. Setiap kemenangan atas Benzar terasa lebih manis, karena diraih dengan mengalahkan tim terhebat.
Sejarah Pertemuan: Neraca yang Seimbang dan Kenangan yang Pedih
Melihat catatan pertemuan keduanya sejak 2014 ibarat membaca novel thriller yang penuh kejutan. Data menunjukkan betapa sengit dan berimbangnya duel ini:
Tahun | Babak | Benzar | MIS |
---|---|---|---|
2014 | Final | 48 | 22 |
2015 | Semifinal | 48 | 49 |
2016 | Final | 63 | 51 |
2018 | Final | 28 | 47 |
2021 | Perempatfinal | 21 | 96 |
2022 | Final | 59 | 38 |
Rekor Total: 3-3.
Setiap babak adalah babak besar. Empat dari enam pertemuan terjadi di final, berbicara tentang level kedua tim yang selalu berada di puncak. MIS memenangkan pertemuan teranyar mereka di final 2018 dengan telak (47-28), sementara Benzar membalasnya di final 2022 (59-38). Kekalahan telak MIS di 2021 (96-21) adalah anomaly, sebuah laga yang pasti masih terasa perih dan menjadi motivasi tersendiri bagi para Red Warriors.
Taktik dan Persiapan: Kata Sang Jenderal
Pertemuan dini ini memaksa kedua pelatih untuk menyusun strategi khusus jauh hari sebelumnya.
Benzar: Tekad, Kerja Keras, dan Kerendahan Hati
Pelatih kepala Benzar, Herry Tri Tumuwo atau yang akrab disapa Coach Bongkeng, datang dengan mentalitas juara yang matang. Ia mengakui tekad membara anak asuhnya. “Anak-anak sangat bertekad untuk memberikan semua yang terbaik di lapangan nanti,” ujarnya penuh keyakinan.
Namun, sang pelatih kawakan Sulawesi Utara ini tidak sedikit pun terjangkit virus jemawa. Ia sangat menghormati kekuatan MIS. “Tidak mudah mengalahkan MIS. Tapi kami siap dan akan all out berusaha sekuat tenaga untuk dapat mencapai hasil terbaik besok. Usaha jadi bagian torang samua (kita semua) dan selebihnya bagian Tuhan,” tambahnya. Pernyataan ini mencerminkan kebijaksanaan seorang pelatih yang paham bahwa dalam duel setimbang, faktor mental dan takdir bisa menjadi penentu.
MIS: Fokus, Optimasi, dan Kondisi Prima
Di kubu MIS, Michael Pangkey memimpin persiapan dengan fokus yang sangat tajam. “Shooting terus kami optimalkan begitupun yang lain,” ulasnya tentang persiapan teknis timnya. Yang menarik, Coach Pangkey bukanlah orang asing bagi budaya Benzar; ia pernah menjadi ofisial tim tersebut pada 2009-2010. Hal ini memberinya insight berharga tentang mentalitas sang rival.
Keyakinannya terhadap timnya tak goyah. “Anak-anak putri MIS dalam kondisi yang prima secara fisik dan mental. Kami siap menghadapi siapa pun,” tegasnya. Sebuah pernyataan yang menunjukkan bahwa MIS datang bukan sebagai underdog, melainkan sebagai pihak yang siap dan percaya diri untuk bertarung.
X-Factor: Pemain Baru dan Luka Lama
Perubahan skuad bisa menjadi penentu. MIS melakukan revitalisasi dengan membawa empat pemain baru yang segar: Princess Chevy Wong, Annabel Angouw, Silva Sumual, dan Dini Korompis. Darah baru ini bisa memberikan energi, variasi permainan, dan kejutan taktis bagi Benzar.
Sementara itu, Benzar memilih untuk menjaga stabilitas tim inti mereka, hanya menambahkan dua nama baru: Rylia Niken Samahati dan Emilie Tambuwun. Keputusan ini mengandalkan chemistry yang sudah terbangun dan pengalaman besar pemain-pemain lama yang telah merasakan tekanan final.
Sebuah Laga yang Lebih dari Sekadar Tiket Perempatfinal
Pemenang pertandingan ini memang secara teknis hanya melangkah ke babak perempatfinal. Namun, semua orang tahu, ini adalah lebih dari itu. Ini adalah pertarungan harga diri dan pernyataan mental.
Bagi yang kalah, perjalanan berakhir terlalu dini. Bagi yang menang, mereka tidak hanya mendapatkan tiket, tetapi juga momentum dan keyakinan tak ternilai untuk menerjang sisa turnamen. Mengalahkan rival abadi di fase knockout adalah motivasi terbesar yang bisa didapat sebuah tim.
Laga antara Benzar dan MIS di Honda DBL Manado 2025 adalah sebuah drama olahraga yang sempurna: dua raksasa, sejarah panjang, rivalitas sengit, taktik jitu, dan segala taruhannya. Ini adalah sebuah final yang terjadi di babak penyisihan. Siapapun yang keluar sebagai pemenang, satu hal yang pasti: para penggemar basket Manado akan menyaksikan sebuah warisan klasik yang tak terlupakan.