Tercatat 139 Kasus HIV Baru di Kota Palu Sepanjang 2025

by -34 Views

ILUSTRASI HIV (Jawa Pos)

News Palu Puskesmas Birobuli, salah satu fasilitas kesehatan utama di Kota Palu, baru-baru ini merilis data terbaru mengenai perkembangan kasus HIV/AIDS di wilayahnya. Berdasarkan laporan resmi, jumlah total kasus HIV yang tercatat hingga Oktober 2025 mencapai 260 kasus, angka yang langsung menyita perhatian publik karena menunjukkan peningkatan signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu, M. Rochmat, saat dikonfirmasi Radar Palu menjelaskan bahwa Puskesmas Birobuli memang menjadi salah satu puskesmas rujukan utama untuk penanganan penyakit menular seksual (PMS) dan HIV di Kota Palu. Karena statusnya sebagai pusat rujukan, puskesmas ini secara rutin melaksanakan skrining intensif dan program deteksi dini, sehingga jumlah temuan kasus lebih tinggi dibanding puskesmas lainnya di wilayah tersebut.

“Angka 260 itu merupakan akumulasi kasus sejak tahun 2001, dan sebagian besar di antaranya merupakan pasien yang berasal dari luar Kota Palu. Sementara 48 kasus di antaranya adalah temuan baru selama tahun 2025, hasil kegiatan skrining dan pemeriksaan rutin yang dilakukan sejak Januari lalu,” jelas Rochmat, Rabu (29/10/2025).

Menurutnya, kegiatan skrining aktif menjadi langkah strategis yang sangat penting dalam mendeteksi dini kasus HIV di masyarakat. Dinas Kesehatan Kota Palu bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Palu, berbagai organisasi masyarakat, serta dukungan dari lembaga kesehatan nasional terus memperkuat kolaborasi dalam upaya pencegahan, penanganan, dan edukasi masyarakat tentang bahaya HIV/AIDS.

“Kami fokus melakukan skrining kepada populasi kunci atau kelompok berisiko tinggi, seperti pekerja seks, pengguna narkoba suntik, komunitas LGBT, serta masyarakat dengan mobilitas tinggi. Selain itu, kami juga melakukan edukasi rutin di sekolah, kampus, dan lingkungan kerja untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemeriksaan dini,” tambahnya.

Program penanggulangan HIV/AIDS di Palu tidak hanya berfokus pada deteksi dan pengobatan, tetapi juga pada pendampingan pasien agar tetap menjalani pengobatan antiretroviral (ARV) secara konsisten. Pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan terus memastikan ketersediaan obat ARV di seluruh fasilitas kesehatan, termasuk puskesmas dan rumah sakit rujukan.

Rochmat menegaskan bahwa meski jumlah kasus yang tercatat cukup tinggi, hal ini menunjukkan bahwa upaya deteksi dini di Kota Palu berjalan efektif. “Tingginya angka kasus bukan berarti penyebaran makin meluas, tetapi karena semakin banyak masyarakat yang berani memeriksakan diri. Ini pertanda baik bagi upaya pencegahan dan pengendalian penyakit,” tegasnya.

Pemerintah Kota Palu juga tengah memperkuat program “Palu Peduli HIV 2030”, sebuah inisiatif jangka panjang untuk menekan angka penularan baru hingga 90 persen dalam lima tahun ke depan. Program ini mencakup peningkatan edukasi publik, perluasan layanan konseling dan tes HIV gratis, serta kerja sama lintas sektor antara pemerintah, tenaga kesehatan, lembaga sosial, dan tokoh agama.

Dengan sinergi yang kuat antarinstansi, Dinas Kesehatan berharap kasus HIV di Kota Palu dapat dikendalikan secara berkelanjutan, sekaligus menghapus stigma sosial terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA). “Kita ingin masyarakat Palu sadar bahwa HIV bukan akhir dari segalanya. Dengan pengobatan rutin dan dukungan sosial, mereka bisa tetap hidup sehat dan produktif,” pungkas Rochmat.

telkomsel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.