Berusaha Curi Poin di Kandang Persipal, PSS Berangkat Lebih Awal: Strategi Jitu Elang Jawa Jaga Momentum
News Palu– Aroma kemenangan masih terasa kuat di kantung seragam PSS Sleman. Tim yang dijuluki Super Elang Jawa itu tengah menikmati momen manis di awal musim Liga 2 2025/2026. Tiga laga, tiga kemenangan. Sebuah catatan sempurna yang membawa mereka melesat di wilayah timur. Namun, perjalanan masih sangat panjang. Ambisi untuk terus melaju dan meraih poin maksimal diuji pada pekan keempat. Tantangan yang menanti adalah perjalanan jauh ke timur Nusantara, menghadapi Persipal Palu di Markas mereka, Minggu (5/10).
Perjalanan lintas pulau dari Yogyakarta ke Palu, Sulawesi Tengah, bukanlah perkara sederhana. Faktor jet lag, kelelahan akibat perjalanan panjang, dan adaptasi dengan kondisi lapangan serta suhu di Palu seringkali menjadi “lawan tak terlihat” yang lebih berbahaya daripada tim tuan rumah sendiri. Menyadari ancaman ini, manajemen dan pelatih PSS Sleman, Ansyari Lubis, mengambil langkah proaktif dan strategis: berangkat lebih awal.
Mengakali Lelah, Mengutamakan Kebugaran
“Kami akan berangkat lebih awal. Kamis Jumat (3/10) berangkat, biar pemain lebih fit saat pertandingan,” ujar Ansyari Lubis, seperti dikutip Radar Jogja. Keputusan ini bukan tanpa alasan. Dengan berangkat dua hari sebelum pertandingan, para pemain memiliki waktu yang cukup untuk beradaptasi, memulihkan kondisi tubuh dari rasa lelah perjalanan, dan melakukan sesi latihan ringan di lokasi untuk mengenal medan.

Baca Juga: Prestasi Gemilang Resmob Polda Sulteng: Bongkar Jaringan Residivis Pencuri 36 TKP
Strategi ini menunjukkan kematangan tim dalam mengelola logistik dan performa. Di Liga 2 Indonesia, di mana jarak tempuh antar pertandingan bisa sangat ekstrem, manajemen perjalanan yang baik seringkali menjadi penentu hasil. PSS tidak ingin momentum indah mereka terhenti hanya karena faktor kelelahan.
Seleksi Ketat Skuad dan Fokus pada Pemulihan Fisik
Tidak hanya soal waktu, Ansyari juga menerapkan efisiensi dalam membawa skuad. “Tidak semua pemain akan berangkat ke Palu. Mungkin hanya 20 pemain saja,” imbuhnya saat ditemui di sesi latihan di Lapangan Pakembinangun, Pakem, Kamis (2/10). Keputusan ini masuk akal untuk memudahkan koordinasi, mengurangi beban logistik, dan memusatkan konsentrasi hanya pada pemain inti yang akan diturunkan.
Pelatih kelahiran Tebing Tinggi ini juga tak lupa mengevaluasi kondisi tim pasca laga sengit melawan Deltras Sidoarjo di pekan sebelumnya. Ia mengakui bahwa laga tersebut cukup menguras energi. “Aspek kebugaran kita tingkatkan, karena waktunya mepet setelah laga yang melelahkan melawan Deltras kemarin. Dari segi fisik, perlu kita tingkatkan juga,” tandasnya.
Pernyataan ini menegaskan bahwa fokus latihan di hari-hari menjelang pertandingan adalah pemulihan dan puncak kebugaran (peak condition). Latihan taktis mungkin akan dikurangi, digantikan dengan terapi fisik, istirahat yang cukup, dan pola makan yang terjaga untuk memastikan baterai para pemain terisi penuh saat melangkah ke lapangan Stadion Gawalise.
Modal Psikologis dan Tekad Besar
Berangkat dengan catatan tiga kemenangan beruntun tentu membawa angin segar bagi kepercayaan diri para pemain PSS. Mereka bukan lagi tim yang coba-coba, melainkan tim yang percaya diri dan haus kemenangan. Kondisi skuad yang bebas cedera, seperti yang disyukuri Ansyari, adalah bonus berharga yang memungkinkannya untuk menurunkan komposisi terbaik.
Namun, tantangan di kandang Persipal Palu tetap harus diwaspadai. Tim tuan rumah, yang didukung oleh ribuan suporter di rumahnya, pasti akan berusaha mempertahankan wibawa dan meraih poin penuh. Laga di Gawalise selalu menjadi ujian mental dan fisik yang keras bagi tim tamu manapun.








