, ,

Dalam Percakapan Grup WhatsApp, Calista Amore Sebut Percobaan Bunuh diri Timothy ‘Kurang Berasa’

by -39 Views
cek disini

Dokter Muda dan Cuitan Nir-Empati: Membongkar Skandal Calista Amore Manurung di Balik Duka Timothy Anugerah

News Airmadidi– Dalam dunia kedokteran, selain kepintaran akademis, ada satu nilai yang diagung-agungkan: empati. Nilai inilah yang menjadi fondasi hubungan antara dokter dan pasien, sebuah ikrar moral yang tertuang dalam Sumpah Dokter. Namun, baru-baru ini, jagat maya Indonesia diguncang oleh sebuah percakapan yang dianggap menginjak-injak nilai luhur tersebut. Nama Calista Amore Manurung, seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Udayana (Unud) yang tengah menjalani masa co-ass, mendadak viral bukan karena prestasi, tetapi karena cuitan-cuitan di grup WhatsApp yang dinilai nir-emosi dan tak berperikemanusiaan.

Dalam dunia kedokteran, selain kepintaran akademis, ada satu nilai yang diagung-agungkan: empati. Nilai inilah yang menjadi fondasi hubungan
Dalam dunia kedokteran, selain kepintaran akademis, ada satu nilai yang diagung-agungkan: empati. Nilai inilah yang menjadi fondasi hubungan

Baca Juga: Joune Ganda Tegaskan Seluruh Camat dan Hukum Tua Wajib Aktifkan Siskamling di Setiap Desa

Di seberangnya, ada Timothy Anugerah, seorang pemuda yang meregang nyawa setelah percobaan bunuh diri. Kisahnya yang tragis justru menjadi bahan canda dan komentar tak pantas di ruang digital. Artikel ini akan membongkar kronologi lengkap percakapan yang memicu kemarahan publik, serta menelaah implikasinya terhadap dunia pendidikan kedokteran dan karakter calon tenaga medis.

Kronologi Percakapan yang Menyulut Amarah

Semuanya berawal dari sebuah percakapan di grup WhatsApp yang beranggotakan rekan-rekan sejawat Calista. Percakapan ini kemudian dibocorkan dan menjadi viral di platform X (sebelumnya Twitter), memicu gelombang backlash yang masif.

Berikut adalah cuplikan lengkap percakapan yang menjadi sorotan:

  • Anggota 1: ”Percobaan bunuh diri di kamsud lompat dari lt 2,”

  • Calista Amore Manurung: ”Gaberasa lt 2 mah.” (Kurang terasa lantai 2).

    • Komentar pertamanya ini langsung menusuk. Alih-alih menunjukkan keprihatinan, Calista justru meremehkan metode yang dipakai korban, seolah-olah menyiratkan bahwa lantai 2 “tidak cukup” untuk sebuah aksi bunuh diri.

  • Anggota 2: “Mati ga?”

  • Anggota 3: “Katanya di merah sekarang.” (Merujuk pada status kritis di rumah sakit).

  • Calista Amore Manurung: ”visit yu.” (Ayo kita kunjungi).

    • Kata “visit yu” ini dianggap sangat tidak sensitif. Dalam konteks seorang co-ass yang seharusnya profesional, frasa ini terdengar seperti mengajak jalan-jalan melihat sebuah tontonan, bukan untuk memberikan pertolongan atau penghormatan.

  • Anggota 4: “Masih di UGD mayatnya, di bed 1. Tadi syok hipo.” (Memberikan informasi bahwa Timothy sudah meninggal dan menyebutnya “mayat”).

  • Anggota 5: “Eh mati?”

  • Calista Amore Manurung: “Mayat?”

  • Anggota 6: “Owalah mati ya.”

  • Calista Amore Manurung: “Mati?”

  • Anggota 7: “Ya.”

  • Calista Amore Manurung: “Anjir.” … “Anjir.”

    • Reaksi “Anjir” yang diulang dua kali inilah yang menjadi puncak kemarahan publik. Ekspresi slang yang biasanya menunjukkan keterkejutan dalam konteks informal, dalam situasi kematian seseorang—apalagi di kalangan calon dokter—terasa sangat tidak pantas, kasar, dan sama sekali tidak mencerminkan kesedihan atau empati.

tokopedia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.