News Airmadidi – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI, Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah, menegaskan bahwa rencana pembelian pesawat tempur J-10 Chengdu buatan China oleh Indonesia tidak akan memengaruhi atau mengganggu hubungan militer TNI dengan negara lain, termasuk Amerika Serikat.

Menurut Freddy, setiap keputusan strategis terkait pengadaan alutsista (alat utama sistem senjata) dilakukan berdasarkan pertimbangan kebutuhan pertahanan nasional dan kemandirian militer Indonesia, bukan karena tekanan atau pengaruh dari pihak mana pun.
“Kerja sama militer Indonesia bersifat terbuka dan nonblok. Kita menjalin hubungan baik dengan banyak negara, baik Amerika Serikat, Rusia, China, maupun negara-negara Eropa. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” ujarnya di Jakarta, Rabu (15/10/2025).
Pertimbangan Teknis dan Strategis
Freddy menjelaskan bahwa rencana pembelian J-10 merupakan bagian dari upaya modernisasi kekuatan udara Indonesia yang sudah tertuang dalam rencana strategis pertahanan jangka panjang (Renstra TNI 2020–2029). Pesawat J-10 dinilai memiliki kemampuan manuver tinggi dan sistem avionik yang mumpuni, sehingga dapat memperkuat postur TNI Angkatan Udara dalam menjaga kedaulatan udara nasional.
Baca Juga : Menhan sebut pesawat jet tempur J-10 Chengdu segera terbang di Jakarta
“Semua proses pengadaan melalui kajian mendalam, baik dari sisi teknis, logistik, hingga interoperabilitas dengan sistem yang sudah ada. Tidak ada keputusan yang diambil secara tergesa-gesa,” tambahnya.
Indonesia Tetap Pegang Prinsip Politik Luar Negeri Bebas Aktif
Lebih lanjut, Kapuspen menegaskan bahwa TNI tetap berpegang teguh pada prinsip politik luar negeri bebas aktif yang menjadi dasar hubungan diplomatik Indonesia sejak lama.
“Indonesia tidak berpihak pada blok mana pun. Kami menjalin kerja sama pertahanan dengan berbagai negara selama itu memberikan manfaat bagi peningkatan kemampuan prajurit dan pertahanan nasional,” tegas Freddy.
Ia juga menyampaikan bahwa TNI terus membuka ruang untuk transfer teknologi, pelatihan bersama, serta pertukaran pengetahuan militer dari berbagai negara guna memperkuat profesionalisme prajurit TNI.
Langkah Menuju Kemandirian Pertahanan
Freddy menambahkan bahwa rencana pembelian J-10 hanyalah salah satu langkah menuju kemandirian pertahanan nasional. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pertahanan dan TNI, terus berupaya meningkatkan kemampuan produksi industri pertahanan dalam negeri agar ke depan Indonesia tidak bergantung sepenuhnya pada produk luar negeri.
“Modernisasi alutsista bukan hanya soal pembelian, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa belajar dan mengembangkan kemampuan dalam negeri,” pungkasnya.
Dengan demikian, TNI menegaskan bahwa keputusan pembelian J-10 bukan bentuk keberpihakan geopolitik, melainkan langkah realistis untuk memperkuat pertahanan udara Indonesia dalam kerangka kerja sama yang seimbang dan profesional.