News Airmadidi – Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mohammad Sohibul Iman, menegaskan bahwa partainya kini telah menjadi bagian dari Kabinet Merah Putih yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto.
Pernyataan tersebut menandai langkah politik baru PKS yang selama ini dikenal sebagai partai oposisi. Sohibul mengungkapkan bahwa keterlibatan PKS dalam pemerintahan tercermin dari keberadaan Prof. Yassierli, akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), yang saat ini menjabat sebagai Menteri Ketenagakerjaan (Menaker).
Baca Juga : WNA yang Jadi Direksi BUMN Bisa Dijerat Pasal Korupsi
“Prof. Yassierli adalah figur profesional yang diusulkan langsung oleh PKS untuk membantu Presiden Prabowo dalam bidang ketenagakerjaan. Jadi, bisa dikatakan PKS sudah masuk dalam kabinet,” ujar Sohibul dalam keterangannya, Kamis (16/10/2025).
Figur Profesional di Bidang Ketenagakerjaan
Yassierli dikenal sebagai akademisi berprestasi di bidang teknik industri dan manajemen sumber daya manusia. Sebelum menjabat sebagai Menaker, ia aktif sebagai dosen dan peneliti di ITB serta kerap menjadi konsultan kebijakan ketenagakerjaan di sejumlah lembaga pemerintahan dan perusahaan besar.
Sohibul menjelaskan, penunjukan Yassierli merupakan bentuk kontribusi PKS dalam memberikan sosok profesional yang berintegritas dan memiliki kompetensi teknokratis. PKS, katanya, tetap berkomitmen mendukung pemerintahan dengan prinsip politik pelayanan dan keberpihakan kepada rakyat kecil.
“Kami tidak semata mengejar jabatan politik. Yang lebih penting adalah memastikan orang yang tepat berada di posisi strategis untuk menyejahterakan tenaga kerja Indonesia,” tegas Sohibul.
Dukungan untuk Stabilitas Pemerintahan
Masuknya figur usulan PKS ke dalam kabinet dinilai sebagai sinyal positif bagi stabilitas politik nasional. Sejumlah pengamat menilai langkah ini dapat memperkuat sinergi antarpartai politik dalam mendukung agenda pembangunan Presiden Prabowo, terutama di bidang ketenagakerjaan dan perlindungan buruh.
Dengan keterlibatan PKS, peta politik di pemerintahan diperkirakan akan semakin dinamis. PKS disebut tetap akan menjaga identitasnya sebagai partai yang kritis, namun konstruktif terhadap kebijakan publik.
PKS: Tetap Kritis, Tapi Kolaboratif
Sohibul menegaskan, meski telah memiliki representasi di kabinet, PKS tidak akan kehilangan peran sebagai partai pengontrol dan mitra kritis pemerintah.
“Kami akan tetap menyuarakan aspirasi rakyat dan memastikan kebijakan pemerintah benar-benar berpihak kepada masyarakat,” pungkasnya.
Dengan demikian, kehadiran Yassierli di kabinet menjadi tonggak baru dalam hubungan politik antara PKS dan pemerintahan Prabowo-Gibran, menandai era baru kolaborasi antara profesionalisme dan kekuatan politik Islam moderat di Indonesia.
