, ,

Sebuah Investigasi Membongkar Beton “Rapuh” Proyek Jalan Airmadidi

by -46 Views
cek disini

Proyek Jalan Airmadidi Amburadul: Beton Rontok Ditekan Jari, Pekerja Ungkap Perintah Atasan, Satker Bungkam, Korupsi Menganga?

News AirmadidiSebuah proyek preservasi jalan nasional di Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, berubah menjadi pusat badai dugaan korupsi dan pengabaian standar konstruksi yang keterlaluan. Proyek yang seharusnya membawa kenyamanan dan keselamatan bagi masyarakat justru memunculkan kekhawatiran mendalam setelah investigasi lapangan menemukan fakta-fakta yang memalukan: beton jalan yang mudah hancur hanya dengan tekanan satu jari.

Temuan ini bukan sekadar isu teknis ringan, melainkan indikasi kuat dari pemborosan anggaran negara dan praktik ketidakjujuran yang sistematis. Kualitas pekerjaan yang jauh di bawah standar ini mempertontonkan sebuah aib di sektor infrastruktur yang menjadi tulang punggung pembangunan.

Beton “Rapuh Jiwa”: Bukti Nyata Ketidakberesan

Di lapangan, kondisi beton yang baru dicor terlihat seperti biskuit yang mudah remuk. Awak media dengan mudahnya merontokkan bagian tepi jalan hanya dengan menekan menggunakan ujung jari. Material tersebut tidak menunjukkan kekuatan kompak sebagaimana seharusnya beton mutu standar untuk jalan nasional. Butiran pasir dan kerikil terlepas dengan mudah, meninggalkan serpihan dan debu.

Pekerjaan Proyek Pedestarian di Airmadidi Amburadul - radarmanadoonline.com

Baca Juga: Cuaca Panas Bikin Lebih Banyak Konsumsi Gula, Ini Penelitiannya

Seorang ahli teknik sipil yang enggan disebutkan namanya menjelaskan, “Beton dengan kualitas seburuk itu biasanya disebabkan oleh beberapa faktor krusial: rasio campuran semen yang jauh di bawah spesifikasi, penggunaan agregat (pasir dan kerikil) yang kotor atau tidak graded dengan baik, atau proses pemadatan (vibrasi) yang tidak optimal. Dalam kondisi normal, beton yang sudah mengering tidak mungkin bisa hancur hanya dengan tekanan jari. Ini jelas indikasi mark-up material atau pengurangan biaya produksi secara drastis.”

Pengakuan Mengejutkan dari Pekerja Lapangan: “Kami Hanya Perintah!”

Dugaan kuat tentang pengurangan material ini semakin diperkuat oleh pengakuan salah seorang pekerja di proyek tersebut. Dengan suara lirih dan penuh kekhawatiran, ia mengungkapkan bahwa mereka di lapangan hanya menjalankan perintah.

“Kami ini hanya tukang. Semua takaran dan campuran sudah diatur dari atas. Kami disuruh menghemat semen, pasirnya juga tidak sebagus yang seharusnya. Kalau tidak ikuti perintah, ya tidak kerja,” ujarnya, meminta identitasnya dirahasiakan.

Pengakuan ini seperti membuka pintu gelap praktik rekayasa proyek. Arahan untuk “menghemat” material secara tidak wajar adalah sinyal klasik dari upaya mengejar keuntungan berlebih dengan mengorbankan kualitas dan keselamatan. Perintah atasan yang dimaksud pekerja ini menjadi kunci untuk mengungkap mata rantai pertanggungjawaban dalam proyek yang diduga korup ini.

Bungkamnya Pejabat: Alarm Penguat Dugaan Mafia Proyek

Ketika dicari untuk dimintai tanggapan dan klarifikasi, respons dari pihak berwenang justru semakin menambah daftar kecurigaan. Kepala Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Sulawesi Utara, Ringgo Radetyo, memilih untuk tutup mulut.

Saat dikonfirmasi pada Jumat, 17 Oktober 2025, Ringgo tidak memberikan penjelasan apa pun. Ia hanya mengalihkan pertanyaan awak media kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di kantor. Sikap stonewalling atau membatasi informasi seperti ini sering diinterpretasikan sebagai upaya untuk menutupi sesuatu, menghindari pemeriksaan, atau membingungkan proses investigasi.

Kebungkiran Satker, yang seharusnya menjadi garda terdepan pengawas kualitas proyek, adalah sebuah pengkhianatan terhadap amanah publik. Sikap ini memperkuat narasi bahwa ada yang tidak beres di tingkat pengambil keputusan dan pengawasan internal.

tokopedia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.